Selasa, 12 Februari 2013

Sebait Kata

SERPIHAN MUTIARA

 
"kecil.... tak bercahaya lagi, 
semunya hancur, hancur dan tak dapat disatukan lagi
sekuat tenaga aku berusaha menyatukan serpihan-serpihan itu, tapi....."
Smua orang tau bgaimana mencintai,
tapi hanya sebagian orang yg tahu bagaimana tetap tinggal di satu hati tuk jangka waktu yg lama.
Jika kegagalan itu bagaikan hujan 

dan keberhasilan bagaikan matahari,
maka butuh keduanya untuk melihat pelangi

Ku ingin menangis walau ku tahu, Telaga air mata sudah tak berair.
Ku seka air mata walau tak mengalir.
Ku ingin menjerit walau tak bersuara.
Kau bertengger membelah cakrawala
Kau busungkan dada senyum penuh dusta
siksa menanggung rindu semua sia-sia,

  Yang ku beri tak pernah kau hargai
demi cinta kita ku korbankan segalanya 

semua yang kita lewati selalu ada dalam ingatan…..
selalu ingin di dekatmu dan buat engkau tersenyum 

namun tangis yang ku dapat

Ingatkah kau waktu itu….
Kau caci ketidak berdayaan ku
Dengan senyummu yang kamuflase
Kau hina semua kelemahanku
Dengan pekik lisanmu yang menusuk qalbu

Ingatkah kau waktu itu….
Kau arak diriku dalam kenistaan
Kau dorong aku untuk tersunyum  dalam rangkaian luka tak berujung
Kau tenggelamkan diriku dalam luasnya samudra rindu.
 

Kau tersenyum bangga…
Melihat diriku mengais iba..
kau bercanda tapi mebuatku luka
hancur sudah mutiara yang selama ini kupoles hingga mengkilat
yang ada kini tinggal serpihan-serpihan mutiara yang jatuh bersamaan dengan tetesnya air mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar