Selasa, 12 Februari 2013

Membebaskan Hujan

Senandung Rintihan Hujan

Sajak sebuah mendung seolah akan menyampaikan sebuah isyarat akan datangnya hujan....
disini sejak beberapa waktu yang lalu aku termenung....
bukan hanya diam
tidak sekedar diam
taukah kamu.....???
seolah gerimis menegurku dan memintaku untuk bereras pergi,
tapi aku....
aku masih enggan untuk pergi....
kutatap jauh hingga kutemukan bayang-bayangmu.
bayang-bayang...??
ya hanya sebatas bayang-bayang
bayang-bayang dari matahari yang perlahan pergi dan digantikan oleh hujan
seolah penantian ini sangat melelahkan, tak ada lagi yang mampu membuatku bertahan. 
parah, lebih jahat dari ibu tiri
lebih sadis dari penjagal sapi
SAKIT......
harus kubalas dengan apa?
harus bagaimana?
TIDAK....
TIDAK ITU YANG AKU PIKIRKAN'
terlalu mustahil bagiku untuk begitu saja membencimu.
sebuah penantian yang kemudian dibalas dengan hujan lebat begitu saja.... tanpa petir.
ini lebih sakit
lebih sakit dari oprasi tanpa di bius
lebih sakit dari kaki yang diinjak gajah
seolah disayat pedang yang tak tajam, 
berdarah..???
TIDAK...
sama sekali tidak berdarah
berbekas..???
YA PASTI BERBEKAS
bahkan bekasnya takkan hilang, tak akan pernah bisa hilang
sampai kapan...???
SAMPAI KAPANPUN
sampai tangan tuhan yang akan mencabut bekas sakit itu dibarengi dengan dicabutnya  ruh yang bersemayam dalam tubuhnya
seprah itukah....???
YA, JELAS......
sangat parah, berdiri tanpa kaki, terbang tanpa sayap.
lantas...???
TAK ADA LAGI.
BAHKAN TAK AKAN ADA LAGI JAWABAN ATAS PERTANYAANMU LAGI!



 be


Tidak ada komentar:

Posting Komentar